Pada penelitian terbaru yang dilakukan oleh the Committee of Sponsoring
Organizations of the Treadway Commission (COSO), kecurangan (fraud) dalam
pelaporan keuangan oleh perusahaan-perusahaan publik di Amerika Serikat
memberikan konsekuensi negatif yang signifikan terhadap para investor dan
eksekutif.
Penelitian
COSO tersebut, dengan menelaah tuduhan kecurangan laporan keuangan yang
diselidiki oleh Securities and Exchange Commission (SEC) dalam kurun waktu
sepuluh tahun antara tahun 1998 – 2007, menemukan fakta bahwa berita dugaan
kecurangan telah mengakibatkan penurunan abnormal harga saham rata-rata 16,7%
dalam dua hari setelah diumumkan. Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam
kecurangan seringkali mengalami kebangkrutan, delisting dari bursa efek, atau
harus menjual aset, dan sembilan dari sepuluh kasus-kasus SEC tersebut
menyebutkan CEO dan/atau CFO perusahaan yang bersangkutan diduga terlibat dalam
kecurangan.
Chairman
COSO, David Landsittel, mengatakan bahwa analisis mendalam dalam penelitian
tersebut terkait tentang sifat, jangkauan, dan karakteristik dari kecurangan
pelaporan keuangan memberikan pemahaman yang sangat membantu tentang isu-isu
baru dan berkelanjutan yang perlu segera ditangani. ”Semua pihak yang terlibat
dalam proses pelaporan keuangan harus terus berfokus pada cara-cara untuk
mencegah, menghalangi, dan mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan,” kata
Landsittel. ”COSO berencana untuk mensponsori penelitian lanjutan mengenai kecurangan
pelaporan keuangan, serta pengembangan lebih lanjut pedoman pengendalian
internal, untuk membantu pihak-pihak yang terlibat dalam proses pelaporan
keuangan.”
Penelitian
COSO di atas menelaah hampir 350 kasus dugaan kecurangan pelaporan keuangan
yang diselidiki oleh SEC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
· Kecurangan
keuangan memengaruhi perusahaan dari semua ukuran, dengan median perusahaan
memiliki aktiva dan pendapatan hanya di bawah $100juta.
· Median
kecurangan adalah $12,1 juta . Lebih dari 30 kasus dengan masing-masing kasus
melibatkan jumlah lebih dari $500 juta.
· SEC
menyebutkan CEO dan/atau CFO terindikasi terlibat pada 89% dari kasus
kecurangan. Dalam waktu dua tahun penyelesaian penyelidikan SEC, sekitar 20%
dari para CEO / CFO berlanjut pada dakwaan serta lebih dari 60% di antaranya
divonis bersalah.
· Kecurangan
mengenai pendapatan tercatat lebih 60% dari kasus.
· Banyak
karakteristik yang biasanya menjadi pengamatan umum dewan direktur dan komite
audit, seperti: ukuran, frekuensi rapat, komposisi, serta pengalaman, tidak
berbeda secara signifikan antara perusahaan yang terlibat kecurangan dengan
yang tidak. Upaya-upaya pengaturan tata kelola perusahaan terbaru tampaknya
telah mengurangi variasi dalam karakteristik terkait dewan direktur yang
diamati.
· Dua
puluh enam persen dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam kecurangan
mengganti auditor selama periode yang diteliti dibandingkan dengan hanya 12
persen dari perusahaan-perusahaan yang tidak terlibat.
· Berita
awal dalam media massa mengenai dugaan adanya kecurangan mengakibatkan
penurunan tidak normal harga saham rata-rata sebesar 16,7 persen untuk
perusahaan yang terlibat kecurangan, dalam dua hari setelah pengumuman.
· Berita
mengenai investigasi SEC atau Departemen Kehakiman mengakibatkan penurunan
tidak normal harga saham rata-rata 7,3 persen.
· Perusahaan
yang terlibat dalam kecurangan sering mengalami kebangkrutan, delisting dari
bursa efek, atau melakukan penjualan aset yang material dengan tingkat yang
jauh lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak terlibat kecurangan.
Penelitian
COSO dilakukan oleh empat profesor akuntansi: Mark S. Beasley dari North
Carolina State University, Joseph V. Carcello dari University of Tennessee,
Dana R. Hermanson dari Kennesaw State University, dan Terry L. Neal dari
University of Tennessee. Penelitian ini meng-update penelitian COSO sejenis
sebelumnya diterbitkan pada tahun 1999, untuk kasus-kasus kecurangan pelaporan
keuangan dekade 1987-1997.
Profesor
Beasley, yang juga merupakan anggota dewan COSO, mencatat bahwa penelitian
tambahan diperlukan untuk lebih memahami perbedaan dalam proses seputar dewan
direksi dan komite audit. ”Kita perlu untuk menentukan apakah ada proses
tertentu berkaitan dengan dewan direksi yang dapat memperkuat pengawasan mereka
terhadap risiko-risiko yang mempengaruhi laporan keuangan,” katanya. ”Selain
itu, mengingat jumlah kecurangan diperiksa dalam penelitian ini terbatas dan
terkait dengan jangka waktu setelah penerbitan Sarbanes-Oxley Act of 2002
termasuk implementasi Seksi 404, penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum
dapat diambil kesimpulan tentang dampak SOX tersebut dalam mengurangi
kecurangan pelaporan keuangan.”
Kesimpulan :
Fraud dalam perusahaan
dapat terjadi karena kurangnya pengawasan yang dilakukan perusahaan. Seharusnya
perusahaan membuat suatu sistem yang terintegrasi dengan baik agar tidak dapat
terjadi kecurangan. Auditing juga perlu dilakukan terhadap semua lapisan
perusahaan, auditing baiknya dilakukan oleh pihak independen, yang dilakukan secara
berkala.
0 komentar:
Posting Komentar