CINTA kata yang mengandung sejuta arti dan makna. Ia datang dengan kasih sayang, indah dan selalu menyentuh. Cinta adalah anugerah yang sangat indah dari sang Pencipta cinta. Ia bisa menjadi pernggerak dan motivasi bagi seorang insane. Hidup tanpa cinta akan terasa hampa dan kering. Karena cinta adalah kecendrungan hati kepada sesuatu yang ia sukai.
Kata Nabi sendiri orang yang sedang dilanda cinta…maka ia akan cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya…”Man ahabba syai’an katsura dzikruhu”.
Kalo kata Imam syafi’I cinta adalah suatu bentuk ketaatan kepada yang ia cintai…”Lau kaana hubbuka shadiqan la ‘atha’tahuu fa innal muhiib liman yihubbuhuu yuthi’uhuu”… jika cintamu itu benar maka kamu akan patuh dan taat kepadanya karena seorang pencinta itu akan selalu taat kepada seorang yang dicintainya.
Nah…! Apalah arti hidup kata tanpa cinta…
Jalaluddin Rumi, seorang penyair cinta yang terkenal ini bertutur:
“Tanpa cinta maka kita tidak akan pernah merasakan yang namanya kebahagiaan. Hidup kita terasa kosong dan hambar. Ia sendiri pernah mendengar cinta bertutur kepadanya bawah cinta itu apa, yang dinyalakan dengan angin cinta. Seperti perumpaan yang telah ia gambarkan dalam amsalnya…
“Cinta itu apa yang mengubahku menjadi air, seandainya aku batu keras”. (Diwan 2785)
Kemudian dalam amsalnya yang lain, J. Rumi menyamakan cinta dengan kilat yang cahanya membakar awan yang menyembunyikan rembulan, hancurlah apapun yang kiranya tetap menyinari wajah sang tercinta yang seperti rembulan itu.
Cinta adalah Oven yang menghangatkan segala yang membeku di dunia materi, dan juga api di bawah tempat melebur logam dimana baja menjadi meleleh menanti dirinya di ubah menjadi emas murni oleh alkemi CINTA. Karena cinta menuntut agar semua yang mencarinya harus masuk kedalam tempat peleburan logam.
“cinta seperti menara cahaya…Di dalam menara itu api
Seperti burung-burung unta, Jiwa-jiwa yang mengitari menari itu
Makanan mereka api yang sangat lezat” (Diwan 2690)
“Cinta itu samudera yang gelombangnya tak terlihat
Air samudera itu api sedangkan ombaknya itu muriata.” (Diwan 1096)
~ Jalaluddin Rumi ~
Berbicara soal cinta emang tak ada habisnya. Bahkan seorang pujangga cintapun jika melantunkan dengan kata-kata maka seharian penuh si pujangga tak akan pernah berhenti untuk memaknai kata-kata cinta itu sendiri. Begitu dahsyatkah makna CINTA itu…?
Oke…marilah kita mencoba mendengarkan argument tentang cinta kata mereka…
Cinta kata nuraniku; untaian kata yang tak seorang pun mampu merumuskan makna dan artis sebenarnya karena ia memiliki makna yang luas.
Cinta kata adik kecilku; belaian kasih sayang sang Ibu hingga aku mengerti makna dan arti kehidupan.
CInta kata orang tuak; keberhasilan untuk anak cucuku yang tak memerlukan balasan ataupun ucapan terimah kasih.
Cinta kata guru agamaku; Iman, Islam dan Ihsan yang merupakan mata rantai dan risalah berlandaskan Al-Qur’an dan As Sunnah.
Cinta kata guru tajwidku; kelembutan, kefasihan dan kecermatan dalam melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Cinta kata guru nahwuku; rentetan mubtada-khabar atau fi’il fa’il yang satu sama lain saling bertautan dan tak akan terpisah.
Cinta kata guru sejarahku; kisah ketegaran sang penuntut kebenaran yang tak tersapu oleh perputaran zaman dan waktu.
Cinta kata guru fiqhihku; sesuci air suci mensucikan yang tak berubah warna, bau dan rasanya.
Cinta kata guru filsafatku; kecakapan, kearifan filosofi dalam bernalar, berkehendak dan berbudi pekerti.
Cinta kata guru tasawufku; pengembaraan jejak langkah seorang murid yang kata akhirnya terpulang kepada sang khalik.
Itulah beberapa untaian kata tentang cinta. Mungkin argument2 di atas belum cukup untuk mengartikan cinta…karena pasti masih sangat banyak makna cinta itu apa. Tapi saya sendiri tidak akan membahas terlalu panjang dalam tulisan ini, karena jika terus-terus pengen di bahas yakin deh…tulisan ini gak ada ujungnya…seperti cinta itu sendiri…ia tak akan pernah ada habisnya.